Belajar firman Tuhan tidak boleh ada hentinya. Haus untuk selalu mengerti apa yang Tuhan mau dan kehendaki, agar kita dapat senantiasa hidup seturut akan yang Ia minta. Maka kali ini, FJA membagikan renungan ibu menyentuh hati.
Menjadi seorang ibu sangatlah tidak mudah. Banyak sekali rintangan yang di hadapi dalam kehidupan berkeluarga. Maka, baiknya untuk para ibu selalu meluangkan waktu untuk merenungkan kembali firman Tuhan agar selalu memperoleh sukacita dan kedamaian dalam menjalani kehidupan. Inilah renungan ibu menyentuh hati untuk saudara.
Baca juga: Khotbah Ibadah Kaum Ibu
Renungan Ibu Menyentuh Hati
Berikut adalah renungan ibu menyentuh hati yang di ambil dari YDCYR, Teras Rumah Boyolali.
Semua Demi Kebaikanku
Yeremia 27: 1-22
Dari beberapa orang yang pernah berbincang-bincang denganku, setidaknya beberapa pernah mengatakan bahwa cara Allah bekerja dalam hidup mereka itu sungguh unik. Tidak dapat di prediksi! Ketika dalam kondisi yang adem-ayem, berlimpah sukacita, tiba-tiba diperhadapkan langsung dengan kondisi pelik. (Cth: ditinggalkan pasangan hidup/orang tua/hewan kesayangan, dsb). Saya jadi teringat sebuah lagu dari Mawar De Jongh, di mana penggalan liriknya berbunyi: “kau tutup kisah cinta kita, saatku sedang sayang-sayangnya”. kondisi semacam ini sungguh sangat menyedihkan. Bahwasanya cinta yang sudah terbangun, di bina dengan baik, justru harus pupus (tidak seusai dengan yang aku impikan dan harapkan). Namun terkadang hal inilah yang Allah gunakan untuk menghadirkan hal-hal baik yang terkadang tidak terpikirkan oleh kita, di mana semua itu bertujuan untuk mendidik kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik (bersedia bersandar penuh pada belas kasihNya).
Baca juga: Renungan Kristen Untuk Ibu Rumah Tangga
Cara Tuhan yang mungkin terkesan “unik” ini, juga dapat kita temukan dalam bacaan renungan kali ini. Ketika kita tahu bahwa umat Israel selaku umat kesayangan Allah, justru harus menyerahkan diri (tunduk sepenuhnya) kepada Nebukadnezar, raja Babel. Allah meminta umatNya untuk menyerahkan diri kepada bangsa yang justru tidak mengenalNya… wooow unik sekali! Namun, ketika Allah sendiri menyatakan bahwa raja Babel, yakni Nebukadnezar, disebut sebagai “hambaNya” (ayat 6), hal ini justru menegaskan bahwasanya Allah bisa memakai siapa saja bahkan kondisi apa pun itu… demi menyatakan didikanNya kepada umatNya!Allah menggunakan Nebukadnezar sebagai utusan Allah untuk memberikan peringatan kepada “umat Allah” yang ternyata tidak setia dan justru melawan Allah. Menggunakan bangsa lain yang jelas-jelas tidak mengenal Allah, sudah jelas-jelas sebagai musuh dari umat Israel, tapi di pakaiNya untuk mendidik umatNya… wooow, spektakuler… brilian sekali cara Allah!
Refleksi Diri
Terkadang cara mendidik Allah di hadirkan melalui pengalaman yang justru pelik bagi kita. Terkadang kita harus melewati masa-masa menderita, sakit (fisik maupun psikis), kecewa, rasa ingin menyerah, ingin berontak, dsb. Namun ketika kita di mampukan untuk bisa mengelola kondisi pelik tersebut, bahkan bisa melewatinya serta mampu menemukan hal-hal baik yang Tuhan hadirkan… bukan hal yang mustahil bahwasanya semua upaya yang Tuhan hadirkan kepada kita ini memberikan pembelajaran yang baik bagi kita! Mungkin kita bisa menjadi pribadi yang lebih dewasa, disiplin, belajar dari kesalahan masa lalu (intropeksi diri), serta bersedia untuk bersandar penuh pada belas kasihNya. Bahkan akan lebih indah lagi ketika kita bisa mendapatkan pembelajaran dari setiap pengalaman hidup kita, dan sejenak berkata dalam hati: Terimakasih Tuhan, daria pengalamanku ini aku bisa belajar A, B, C!
1. Mari kita melatih diri untuk terus bersyukur atas setiap proses yang Tuhan hadirkan kepada kita, hari lepas hari.
2. Dengan keberserahan diri penuh pada belas kasihNya, marilah kita temukan setiap hal-hal baik serta menjadikan hal itu sebagai pembelajaran bagi kita
Jadi itulah renungan ibu menyentuh hati yang dapat FJA bagikan, kiranya iranya belas kasih dan tuntunanNya senantiasa memampukan kita untuk menjalani setiap proses kehidupan. Amin 😊